Ø Kasuami dan Hugu-hugu
Kasuami ibarat nasi bagi masyarakat wakatobi. Tidak jarang bahkan
mereka lebih suka meyantap kasuami dibandingkan nasi. Kasuami adalah makanan
pokok Wakatobi yang berupa singkong yang diparut/digiling dan disaring
sehingga tinggallah ampasnya. Ampasnya ini pun masih lagi diperas dengan cara
dipukul pukul hingga tidak ada airnya lalu dibentuk menjadi segitiga dengan
menggunakan cetakan yang terbuat dari daun kelapa yang sudah kering dan dikukus.
Ada satu lagi jenis kasuami yang berbentuk oval/persegi panjang yang
dilumuri dengan minyak dan terdapat bawang goreng yang dinamakan kasuami pepe.
Makanan ini dapat dibeli di hampir semua pelosok wakatobi dengan kisaran harga
Rp.3.000-Rp.4000. Rasanya seperti nasi yaitu sedikit hambar dan biasa
dimakan dengan ikan.
Kondisi tanah di wakatobi yang berupa batu karanglah yang menyulitkan
penduduk menanam beras sehingga mengalihkan mereka untuk mencari pengganti
nasi. Tetapi ini justru membawa berkah karena kasuami dikatakan dapat
bertahan lama hingga 1 minggu sehingga sangat cocok dijadikan bekal untuk
para masyarakat yang pergi melaut.
Ø Ikan Parende
Ikan ini hanya dapat ditemukan di wilayah Wakatobi dan sekitar pulau
sulawesi. Namun hanya sebutannya saja yang berbeda beda. Ikan ini merupakan
makanan paling pas untuk menikmati kasuami. Untuk cara memasaknya sama
dengan ikan lainnya yakni dipotong potong terlebih dahulu tetapi bumbu ikan
parende hanya menggunakan bawang merah, bawang putih, asam muda, serai dan
kunyit serta garam secukupnya
Ø Luluta
Luluta atau biasa dikenal dengan sebutan nasi bambu adalah beras yang
dibungkus dalam daun pisang yang kemudian dimasukkan ke dalam bambu untuk
kemudian dibakar ujung bawahnya hingga beras tersebut matang didalamnya.
Biasanya mereka menggunakan beras putih dan beras merah tetapi tidak dicampur
dalam satu bambu.
Ø Hebatu
Hebatu adalah teknik memasak menggunakan batu. Yang dimasak adalah singkong
yang telang diparut lalu dicampur gula merah dan kelapa parut dinamakan
tombole. Jadi pertama tama kita menyiapkan tombole tersebut. Kemudian panaskan
batu karang yang banyak dijumpai di wakatobi. Ketika cukup panas maka batu
ditumpuk menjadi segitiga. Saking panasnya, masyarakat harus menggunakan batang
pisang untuk mengangkat / menjepit / mengeser batu sesuai tatanan
segitiga tersebut. Setelah dibentuk, tombole disusun di sisi sisi batu
panas tersebut. Setelah itu, tombole dan batu ditutup dengan daun pisang agar
panas batu berpindah ke tombole dan membuatnya matang. Tunggu beberapa
menit dan makanan siap dihidangkan.
Ø Perangi
Perangi atau Wisman suka menyebutnya sashimi ala wakatobi adalah
makanan yang terbuat dari daging ikan karang mentah segar bersih dan tanpa
darah yang di cincang / dipotong dadu kecil-kecil lalu di campur dengan jeruk
nipis, garam, dan bumbu kemudian diremas-remas dengan tujuan agar tekstur ikan
lebih lebih mudah untuk dimakan dan tidak amis. Biasanya Wisman lebih suka
daging ikan yang sudah bersih hanya di rendam beberapa menit / hanya dicelupkan
saja kedalam perasan jeruk nipis yang telah dicampur bumbu.
Ø Makanan
hasil laut
Aneka hasil laut (bulu babi, kerang mutiara/kima, kerang, siput,
teripang/timun laut, dll) yang sering di jadikan pengganti lauk oleh masyarakat
wakatobi. Biasanya hanya di rebus atau dimakan mentah dan di tambah jeruk nipis
untuk menghilangkan bau amis. Tetapi sekarang hasil laut tersebut dapat
dijadikan beraneka ragam masakan seperti kerang saus tiram, hasil laut dapat
ditumis dan di buat sup.
Ø Kapusu
Nosu
Makanan khas lainnya yang cukup terkenal di wilayah Buton dan
Wakatobi, yakni kapusu nosu. Bahan utama makanan ini berupa jagung tua yang memang
mudah didapatkan di sana. Masyarakat Buton dan Wakatobi, biasanya memiliki
ladang yang di tanami singkong atau jagung. Jadi seperti membuat kasoami yang
berbahan baku singkong, pembuatan kapusu nosu pun tidak terlalu sulit, karena
bahan dasarnya mudah didapatkan. Makanan kapusu nosu menjadi salah satu favorit
selain kasoami. Cari membuatnya pun sangat sederhana. Pertama perlu dikumpulkan
bahan-bahan berupa jagung tua, santan kelapa dan garam secukupnya. Jika takaran
jagung tua banyaknya 1 kg, maka santan kelapanya cukup 750 cc.
Proses pembuatannya dimulai dengan penumbukan jagung. Biar lebih mudah
bantu dengan sedikit air. Jagung yang sudah ditumbuk kemudian direbus hingga
terlihat lunak. Air rebusan jagung kemudian dibuang. Sebelum dimasak, campurkan
santan kental bersama jagung. Sambil menunggu proses masak aduk terus dan beri
garam secukupnya. Setelah terlihat mengental, baru diangkat. Kapusu nosu lebih
nikmat disantap bersama ikan kering dan sambal terasi.
Ø Otak
– otak
Kuliner yang satu ini di jamin membuat anda ketagihan jika sudah
mencobanya. Karena otak-otak khas Wakatobi adalah otak-otak paling enak.
Otak-otak ini dibuat dari ikan atau sotong (cumi) yang masih segar karena baru
ditangkap dari laut. Tekstur otak-otak di sini tidak kenyal tetapi agak
lembut karena tidak terlalu banyak memakai tepung sagu. Dengan dibungkus daun
kelapa dan daun pisang, aroma otak-otak khas Wakatobi yang telah dipanggang
sangat khas dibandingkan dengan otak-otak-otak dari daerah lainnya. Harum
baunya langsung menyergap hidung begitu pertama kita membuka bungkusnya.
klo udh wisata kuliner gini, mana tahan pngen nyobain juga kan
BalasHapushttp://www.marketingkita.com/2017/08/taking-order-dalam-ilmu-marketing.html
titanium stud earrings - Titanium Arts
BalasHapusThe T1-Piece titanium nitride coating service near me Pendant is designed for an ensemble of approximately 9 x 11 inches. titanium curling iron Classic T.2-piece with ridge wallet titanium 2.5 oz pieces in 2018 ford fusion energi titanium the titanium guitar chords shape of a silver